Haus Wawasan adalah blog tentang pendidikan, ilmu pengetahuan umum, serta wawasan - wawasan yang sangat bermanfaat.

Tuesday, December 27, 2016

CEDERA OLAHRAGA PENYEBAB DAN CARA MENGATASINYA

Haus Wawasan -

Visiuniversal---Warga belajar dan siswa sekalian, dalam pembelajaran olahraga (penjaskes) kita akan melakukan beberapa praktik kegiatan olahraga yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh kita, tetapi satu hal penting yang harus diperhatikan adalah masalah keselamatan agar terhindar dari cedera olahraga yang dapat terjadi sewaktu-waktu karena salah dalam melakukan gerakan ataupun posisi tubuh kita. Berikut ini kita akan bahas secara ringkas tentang cara mengatasi cedera olahraga dan pertolongan pertama yang dapat dilakukan dalam cedera olahraga tersebut.

Cedera Olahraga

Apa itu cedera olahraga? cedera olahraga adalah  segala bentuk ruda paksa atau trauma sebagai akibat berolahraga.

Mengapa terjadi Cedera olahraga? Cedera olahraga terjadi karena ketidak mampuan jaringan (otot, persendian, tendon, dan kulit) dan organ tubuh lainnya dalam menerima beban latihan pada saat berolahraga.

Bentuk Cedera olahraga

Ada beberapa bentuk cedera yang dapat terjadi ketika kita berolahraga antara lain :
  1. Strain: Kerusakan yang terjadi pada otot dan atau tendon karena penggunaan/peregangan yang berlebihan
  2. Sprain: kerusakan yang terjadi pada ligamen karena peregangan yang berlebihan. Sprain derajat ringan biasa disebut keseleo.
  3. Contusio: kerusakan yang terjadi pada jaringan lunak karena benturan langsung pada otot atau ligamen. Bila disertai dengan perdarahan disebut hematoma (memar).
  4. Dislocation: pergeseran letak sendi dari temapt yang seharusnya disertai dengan kerusakan kapsul sendi dan ligamen yang mengelilinginya.
  5. Fracture: terputusnya kontinuitas tulang dan atau tulang rawan baik komplit maupun tidak komplit.
  6. Muscle cramp (keram otot): kelainan pada otot akibat gangguan sirkulasi darah
  7. Heat Exhaustion (sengatan panas); kelelahan akibat sengatan panas. Bila tidak segera ditangani dapat menimbulkan gangguan pembuluh darah otak (heat stroke)
  8. Luka merupakan hilangnya diskontinuitas jaringan yang menyebabkan terpaparnya jaringan dengan dunia luar (misalnya: laserisasi, maserasi, ekskoriasi dll).
Penatalaksanaan Cedera Otot/sendi (Benturan, Regangan, Robekan)
 
Penatalaksanaan Cedera Otot/sendi (Benturan, Regangan, Robekan) ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsep RICE (Rest, Ice, Compress, Evaluation)


1. Rest (Istirahat); 
Setiap cedera perlu waktu untuk penyembuhan, khusus daerah yang cedera wajib diistirahatkan penuh sampai sembuh.

2. Ice (Es)
  • Kompres daerah cedera dengan es
  • Hancurkan es batu menjadi potongan kecil, bungkus dengan plastik, lapisi dengan kain tipis yang dibasahi, lalu tempelkan pada daerah yang cedera
  • Lakukan kompres es selama 15-20 menit setiap 1-2 jam.
3. Compress (Balut Tekan)
Balut area cedera dengan pembalut elastis (elastic bandage).

4. Evaluation
Angkat daerah cedera labih tinggi dari dada/ jantung. 

RICE dilakukan selama 24-48 jam pertama sejak terjadinya cedera. Setelah itu dapat dilakukan kombinasi kompres dingin dan hangat untuk memperbaiki vaskularisasi jaringan yang cedera.


 Penatalaksanaan Kram Otot
  •  Rest (Istirahat)
  • Naikan anggota tubuh yang kram, cari posisi yang nyaman dan rileks untuk melakukan terapi 
  • REgangkan otot yang kram ke arah yang berlawanan untuk menjangkau otot tersebut
  • Lakukan pemijatan otot yang kram dengan perlahan ke arah jantung guan melancarkan aliran darah
  • Oleskan penghangat (balsem dsb) untuk membantu melancarkan aliran dan predaran darah.
Bagaimana membedakan kram otot dengan Robekan/Regangan (Strain) Otot?
  1. Amati proses cedera, strain otot biasanya karena benturan atau tarikan otot yang mendadak saat latihan, sedangkan kram biasanya timbul mendadak tanpa adanya benturan.
  2. Bila meragukan, cobalah tes dengan meregangkan otot ke arah yang berlawanan seperti saat terapi kram. Bila otot tersebut kram maka akan terasa lebih nyaman, sebaliknya bila otot tersebut robek maka akan semakin sakit.
 
Pertolongan Henti Jantung dan Nafas/CPR (Cardio Pumonary Resuscitation
 
Salah satu hal patal yang terjadi saat berolahraga adalah terjadinya henti jantung atau serangan jantung mendadak karena terlalu keras atau kesalahan berolahraga. Banyak kasus-kasus yang terjadi dalam serangan jantung mendadak ini diwaktu melakukan olahraga. Jika hal ini terjadi pada salah satu rekan atau orang di dekat kita, jangan panik lakukan segera beberapa hal berikut ini :
  1. Segera panggil petugas medis atau ambulan/bantuan
  2. Periksa kesadaran pasien
  3. Lakukan ABC (Airway, Breathing, Circulation
A = Airway ; 
Tengadahkan pasien, naikan dagu, luruskan jalan nafas, periksa apakah ada sumbatan.

B = Breathing ;
Periksa nafas, cek hembusan nafas, lihat apakah dada naik turun, Bila tidak ada nafas, lakukan pernafasan 2 kali dari mulut hingga paru-paru mengembang. 2 nafas bantuan tiap 5-6 detik.

C = Circulation
Periksa nadi, cek pada leher atau pergelangan tangan. Bila tidak ada denyutan maka lakukan pemompaan pada dada (antara 2 puting) sebanyak 30 kali.

1 Sirkulasi = 2 nafas bantuan + Kompres Jantung

Pertolongan Cedera Kepala (Penurunan Kesadaran)
  • Periksa kesadaran si korban
  • Periksa nadi dan nafas
  • Bila ada henti jantung dan nafas lakukan CPR
  • Beri bantuan oksigen dan infus cairan RL bila tersedia
  • Pasangkan penyangga leher (bisa menggunakan kertas yang tebal)
  • Hati-hati dalam mengangkat korban, posisi tulang belakang sebisa mungkin tidak berubah (bisa menggunakan alas yang keras/papan)
  • Kirim ke rumah sakit terdekat. 

Dehidrasi dan Cedera olahraga
 
Dalam berolahraga kita disarankan untuk lebih banyak mengkonsumsi air putih, karena dehidrasi ternyata dapat berpengaruh terhadap kondisi kita, bahkan dapat menyebabkan beberapa kerusakan yang tentunya dapat menyebabkan cedera dalam berolahraga. Berikut beberapa penjelasan ringkas dan  tips untuk mengatasi dehidrasi ini;
  1. Dehidrasi dapat menyebabkan kerusakan sel-sel tubuh termasuk sel otak
  2. Sebelum latihan disarankan untuk  mengkonsumsi kurang lebih 1 gelas air putih tiap 15 menit untuk mencegah dehidrasi
  3. Pada latihan-latihan olahraga berat dan terus menerus selama lebih dari 1,5 jam disarankan untuk Minum isotonik.
  4. Hindari minum kopi, teh, coklat dan soda karena akan memicu produksi urin sehingga mempermudah terjadi dehidrasi
  5. Tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi minuman suplemen energi yang mengandung kafein sebelum latihan
  6. Jangan minum yang panas setelah berlatih karena akan mengganggu metobolisme tubuh
  7. Minuman sejuk lebih dianjurkan karena lebih mudah diserap oleh tubuh.
Demikian pembahasan secara ringkas tentang cedera olahraga, penyebab dan cara mengatasinya, semoga dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan warga belajar dan siswa sekalian dalam pendidikan kesehatan dan jasmani (penjaskes), teruslah berolahraga supaya badan kita selalu kuat dan sehat, karena seperti yang diungkapkan dalam pepatah bahwa dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. Salam olahraga. sukses selalu Indonesia.

Sumber Gambar : Google