Visiuniversal-----Para siswa dan warga belajar sekalian, dalam permasalahan dan kesulitan belajar, terkait juga dengan ketidak sanggupan dan lamban belajar yang terjadi pada diri seseorang. Ketidak sanggupan siswa atau anak lamban belajar dalam menguasai pengetahuan mempengaruhi sikap dan perilakunya menjadi tidak cocok dengan lingkungan sekelilingnya sehingga mengundang masalah orang-orang di sekitarnya. Sebuah pandangan baru tentang ketidak sanggupan belajar yang disebabkan kerusakan-kerusakan tertentu pada diri seseorang yang membuat seseorang itu lamban belajar. Kerusakan-kerusakan itu dikategorikan kedalam empat hal, yaitu;
1. Dyslexia
2. dyscalculia
3. Attention defisit hyperactive disorder
4. Spatial, motor and perceptual defisits
Berikut ini akan kita bahas secara ringkas satu-persatu dari keempat hal katergori kerusakan pada diri seseorang yang membuat seseorang itu lamban belajar sebagai berikut
1. Dyslexia
Dyslexia adalah kelemahan-kelemahan belajar di bidang menulis dan berbicara. Ciri-ciri adalah sulit mengingat huruf, kata , tulisan, dan suara. Gejala-gejalanya antara lain:
- Ganjil dalam pembicaraan, dalam arti kekurangnyambungan (tidak memahami) isi pembicaraan dengan maksud yang sebenarnya.
- Tulisan tidak jelas.
- Mengalami kekacauan di dalam melihat bentuk dan mendengar lafal huruf, seperti antara b dan d.
- Mengalami kekacauan kata, seperti dalam kata pergi dengan perigi
- Mengalami kekacauan pengertian seperti dalam memahami antara saling dan silang
- Mengalami buta kata, seperti dalam hal ungkapan panjang tangan, kaki gajah, dan lain-lain
- Mengalami lemah persepsi visual dan auditif. Siswa lamban belajar lemah di bidang penglihatan dan pendengaran, membuat pengetahuan yang seharusnya dikuasai dengan baik tak dapat dilakukannya dengan sempurna.
Berdasarkan penelitian para pakar psikologi, siswa lamban belajar yang disebabkan oleh kerusakan dyslexia, 80% kebanyakan wanita. Penelitian lain mengemukakan bahwa penyebab kerusakan dyslexia adalah terlampau dininya siswa masuk sekolah, disamping faktor keturunan.
2. Dyscalculia
Dyscalculia adalah kesulitan mengenal angka dan pemahaman terhadap konsep dasar matematika. Kelemahan umum di bidang dyslexia kadang-kadang muncul di bidang pelajaran matematika. Karena itu kerusakan-kerusakan di bidang dyslexia berpengaruh terhadap kerusakan-kerusakan di bidang dyscalculia, demikian pula sebaliknya. Gejala kesulitan-kesulitan belajar di bidang dyscalculia antara lain :
- Kesulitan mengingat-ingat angka lebih dari satu yang dipelajarinya
- Kesulitan menulis angka dengan jelas
- Kesulitan membuat kolom-kolom angka yang lurus atau jumlah yang diharapkan
- Kesulitan menangkap pelajaran matematika terutama materi yang disajikan melalui kata atau tulisan
3. Attention Defisit Hyperactive Disorder
Attention defisit hyperactive disorder adalah pemusatan perhatian terhadap masalah-masalah yang sedang dihadapinya. Siswa lamban belajar dapat memusatkan perhatiannya hanya berkisar pada satu pokok bahasan saja, ia kurang mampu menyelesaikan tugas-tugas yang beraneka ragam yang membuat dirinya menjadi kacau. Gejala-gejala kelemahannya antara lain:
- Ketidaksanggupan menyelesaikan sebuah masalah.
- Penampilannya seperti orang yang tidak suka mendengarkan pendapat orang lain
- Kebiasaan memotong pembicaraan orang lain
- Tidak mau diam di tempat duduk, selalu mengganggu temannya, dan selalu merasa kaget melihat benda-benda yang berada di sekelilingnya
- Tingkah lagunya sehendak dirinya
- Temperamennya hangat dan mengarah kepada agresivisme
- Kurang sanggup mengontrol tingkah laku yang salah.
- Perubahan secara tiba-tiba dari sifat rajin kesifat malas
- Tidak terbiasa menggunakan energi atau semangat yang membaja
- Suka meraba, meninju, medorong, dan berkelahi.
Para pakar psikolog berpendapat bahwa kurang perhatian individu terhadap lingkungan atau pelajaran-pelajaran yang disampaikan gurunya di sekolah menjadi penyebab kesulitan belajar siswa. Perhatian itu adalah sangat vital dalam meraih sukses belajar di sekolah. Berkaitan dengan itu, terdapat empat macam perhatian.
4. Spatial, Motor and Perceptual Defisits
Spatial, Motor and Perceptual Defisits adalah gejala kondisi lemah dalam menilai dirinya menurut ukuran ruang dan waktu. Gejala-gejala antara lain:
- Sangat lemah dalam melakukan koordinasi motorik dan tidak seimbang, seperti dalam meloncat, berterjun, melompat, dan lain-lain.
- Sangat lembah mengontrol gerakan otot-ototnya seperti dalam memegang pensil, menggambar, menggunakan sisir dan lain-lain.
- Gagap saat berbicara.
- Sulit mengukur jarak, kecepatan, dan arah gerakan benda-benda di sekitarnya.
- Dapat dikageti dengan mudah, apalagi jika diperkuat oleh rangsangan yang tiba-tiba.
5. Social Defisits
Social Defisits adalah kesulitan mengembangkan keterampilan sosial. Kesulitan itu dapat membuat ketidaksanggupan menemukan jati dirinya. Gejala-gejalanya adalah:
- Sulit menangkap tanda-tanda tingkah laku sosial, seperti dalam mencurahkan idea melalui raut muka dan gerakan-gerakan motorik lainnya.
- Sering memotong pembicaraan orang lain
- Berbicara dengan keras
- Sulit berteman
- Ketidaksadaran terhadap cara-cara orang lain mengamati perilakunya.
Berdasarkan hasil penelitian para pakar psikologi bahwa siswa yang tidak sanggup mengembangkan keterampilan sosial dapat dilatih melalui bimbingan guru-gurunya. Ukuran kepercayaan yang tumbuh pada dirinya dapat menjadi alat untuk mengembangkan keterampilan bergaul dalam lingkungannya.
Demikian uraian singkat tentang ketidak sanggupan belajar yang disebabkan kerusakan-kerusakan tertentu pada diri seseorang yang membuat seseorang itu lamban belajar. Semoga artikel ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita tentang kesulitan-kesulitan belajar. terimakasih.