Haus Wawasan adalah blog tentang pendidikan, ilmu pengetahuan umum, serta wawasan - wawasan yang sangat bermanfaat.

Monday, July 17, 2017

Peniggalan Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia

Haus Wawasan -

Islam masuk ke Indonesia terbukti dengan adanya peninggalan sejarah masa kerajaan pada abad ke 13. Bukan merupakan kebetulan apabila di berbagai penjuru tanah air kini kita saksikan beragam bentuk dan corak peninggalan sejarah Islam. Ada cerita sejarah teramat panjang di balik keunikan peninggalan sejarah tersebut.

Tiap-tiap peninggalan sejarah Islam tersebut melukiskan bagaimana kehidupan bangsa kita sejak berabad silam hingga masa kontemporer. Di dalam bentuk peninggalan sejarah Islam di Indonesia, terdapat sumber ilmu pengetahuan yang sangat kaya.


Bagi generasi penerus bangsa dan negara, Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia bisa di jadikan cermin bagaimana tahap kehidupan bangsa pada masa itu. Nah, apa saja peninggalan sejarah Islam di Indonesia? berikut kami sajikan 8 corak peninggalan sejarah Islam di Indonesia.


A. Peninggalan Sejarah Kerajaan Samudera Pasai



Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan pertama di Nusantara yaang memeluk agama Islam. Islam masuk ke kawasan Sumatra melalui aktivitas perdagangan. Ujung Barat Sumatra merupakan tempat persinggahan yang strategis bagi saudagar Islam yang mempunyai rute Cina-India-Persia-Arab.


Mata Uang Kerajaan Samudera Pasai


Oleh karena itu, di kawasan ini banyak ditemukan mata uang seperti dirham. Mata uang terbuat dari emas dan telah ada sejak raja pertama Kerajaan Samudra Pasai.

Sebagian pedagang itu singgah dan menetap di pesisir Samudra dan membangun permukiman. Disinilah mereka menjalankan aktivitas perdagangan dan kebudayaan. Bahkan, pengaruh Islam berkembang dalam bentuk pemerintahan kerajaan. Pada masa Kerajaan Samudra Pasai, kebudayaan berkembang secara pesat, ditandai adanya karya sastra, kaligrafi, sufistik, dan lain-lain.

Salah satu bukti kehadiran Islam di kawasan ini terlihat dari nisan peninggalaan Sultan Malik as-Saleh. Batu nisa yang ditemukan di gampong Samudra. Lhoksumawe ini berhiaskan kaligrafi dari kutipan ayat-ayat Al-Qur'an. Diyakini bahwa batu nisan ini merupakan pengaruh kebudayaan Cambay, Gujarat. Sultan Malik as-Saleh meninggal pada tahun 1326 M. Kebesaran raja ini diungkap pula oleh seorang pengelana dari Maroko yang bernama Ibnu Batutah. Melalui catatan perjalanannya, kita banyak menerima informasi tentang kerajaan Islam di Indonesia.

B. Kerajaan Demak



Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah yang memerintah pada tahun 1478-1518 M. Pada abad XV M, Demak merupakan pusat pengembang dan penyebar agama Islam di Jawa. Toko Utama penyebaran agama Islam adalah Wali Sanga. Mereka di kenal sangat ahli dalam menggunakan saluran-saluran kebudayaan yang telah mengakar di masyarakat untuk mengenalkan ajaran agama Islam. Oleh karena itu, banyak peninggalan sejarah pada masa ini yang memiliki keterkaitan dengan kebudayaan sebelum Islam.


1. Makam Demak





Makam Demak terletak di kompleks Masjid demak. Banyak tokoh pendidikan atau perintis Islam di Jawa yag di makamkan di sini. Misalnya makam Raden Patah, Pati Unus, Nyi Ageng Serang, Arya Penangsang, Pangeran Benowo, dan lain-lain.


2. Masjid Agung Demak





Masjid inilah yang menjadi pusat kegiatan para wali dalam menjalankan dakwah Islam. Masjid Agung Demak merupakan masjid tertua di Indonesia dan mengundung beberapa bentuk kebudayaan Jawa. Misalnya, atap tumpang tersusun tiga, empat buah pilar utama yang merupakan saka guru, serambi dari majapahit, mihbab, pintu berukir, serta beduk dan kentungan peninggalan wali. Salah satu saka guru masjid ini terbuat dari tatal (serpihan kayu) merupakan krya Sunan Kalijaga. Oleh karena telah lapuk, saka guru Masjid Demak kini disimpan di museum yang terletak di samping masjid.


C. Kerajaan Banten




Kerajaan Banten didirikan oleh Sunan Gunung Jati, tetapi puncak kejayaan saat di bawah Sulat Ageng Tirtayasa. Banten merupakan pelabuhan pertama yang di datangai bangsa Belanda. Peninggalan sejarah yang utama dari kerajaan Banten antara lain sebagaai berikut :


1. Menara Masjid Banten

Masjid Agung Banten sudah berdiri ketika Belanda pertama kali belabuh di Banten tahun 1596. Terdapat banyak bangunan di dalam kompleks masjid ini seperti makam para sultan, menara masjid, tiyamah (bangunan dua tingkat dengan arsitektur Eropa yang dulu di gunakan sebagai tempat kumpul untuk membahas masalah keagamaan dan sosial).

Selain itu, ada pula kolam wudhu, dan pawestren (banguan untuk jemaah perempuan), dan istiwa atau jam matahari penunjuk waktu salat. Masjid Banten konon di bangun oleh seorang arsitek Belanda yang telah masuk Islam, yaitu Hendrik Lucaszoon Cardeel.

2. Keraton Surosowan





Keraton Surosowan di bangun oleh Sultan Maulana Hasanudin secara bertahap antara tahun 1552-1570 M dengan arsitek Hendrik Lucaszoon Cardeel. Dindingnya tinggi, lebih dari dua meter dengan lebar sekitar tujuh meter, dan berwarna coklat. Keraton Surosowan lebih mirip sebuah benteng Belanda yang kukuh dengan bastion (sudut benteng yang berbentuk intan) di tempat sudut bangunannya.

Total luas bangunan berdenah persegi panjang ini sekitar tiga hektar. Keraton ini memiliki tiga gerbang masuk, masing-masing terletak di sisi utara, timur, dan selatan. Keraton Surosowan adalah bangunan yang didirikan dengan beragam fungsi. Salah satunya adalah benteng. Tujuan didirikan benteng adalah melindungi penghuni dari serangan orang dari luar.


D. Kerajaan Mataram



Keraton Mataram didirikan oleh Panembahan Senopati, berkuasa pada tahun 1586-1601 M. Pusat kerajaan terletak di Kota Gede. Raja terbesar kerajaan adalah Sultan Agung (1613-1645 M). Sebagai kerajaan yang terletak di pedalaman, Kerajaan Mataram banyak meninggalkan bangunan bersejarah, kitab, makam, dan lain-lain.


1. Kompleks Makam





Kebanyakan makam yang berasal dari Kerajaan Mataram bercirikan candi bentar dan kental nuansa Jawanya. Makam biasanya dikelilingi tembok tinggi dengan ornamen yang indah serta terletak di perbukitan. Hal ini terlihat pada makam Kota Gede di Yogyakarta, makam Imogiri di Bantul, dan makam Pandanaran di Bayat. Dari ketiga gambar di bawah ini kita bisa mengetahui bagaimana seni bangunan yang berkembang pada saat itu.


2. Masjid



Masjid Kota Gede


Masjid-masjid yang merupakan peninggalan Kerajaan Mataram merupakan kelanjutan atau perkembangan dari model Masjid Agung Demak. Biasanya beratap tumpang, dilengkapi kolam, berserambi, mempunyai saka guru, dan menggunakan ornamen ukiran Arab atau ukiran Jawa. Hal itu bisa dilihat dari masjid peninggalan Sultan Agung di kompleks makam Imogiri.


3. Karya Sastra



Babad Tanah Jawi


Sultan Agung adalah pengembang kebudayaan Jawa terbesar. Dari beliaulah muncul karya sastra seperti Sastra Gending, Babad Tanah Jawi, dan Kalender Jawa.


4. Empat Keraton Pecahan Kerajaan Mataram





Akibat politik adu domba VOC, Kerajaan mataram di pecah menjadi dua, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta. Hal ini di dasarkan pada perjanjian Gianti tahun 1755 M. Bahkan, Kerajaan Mataram masih dipecah lagi dengan perjanjian Salatiga tahu 1757 M sehingga bertambah dua, yaitu Kadipaten Mangkunegara dan Kadipaten Pakualaman. Tiap-tiap kerajaan ini mempunyai peninggalan sejarah yaang sangat banyak.  Misalnya, Masjid Kauman, Taman Sari, dan Pabrik gula.


E. Kerajaan Makasar



Kerajaan Makasar terbentuk tahun 1528 M setelah terjadi persekutuan antara Kerajaan Gowa Tallo. Kerajaan Makasar Merupakan kerajaan Islam terbesar di Indonesia bagian Timur. Islam masuk kawasan ini dibawa oleh Datuk ri Bandang. Puncak kejayaan kerajaan terjadi saat dipimpin Sultan Hasanudin.


1. Benteng Somba Opu





Benteng Somba Opu atau di kenal dengan Benteng Ujung pandang dibangun pada tahun 1545 oleh raja Gowa X., Imarigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung, yang terkenal dengan nama Tuni-Pallangga Ulaweng. Bentuk dasar benteng ini adalah segi empat dengan gaya arsitektur Portugis yang terbuat dari tanah liat dengan model Eropa abad XVI dan XVII.

Dengan tambahan tonjolan keluar melekat pada bentuk dasar, benteng menyerupai bentuk penyu. Sebagian sumber berpendapat bahwa bentuk penyu itu menggambarkan bentuk Kerajaan Gowa sebagai kerajaan pelaut dan pelindung ibu kota.


2. Lontaraq





Kerajaan Makasar mempunyai kebudayaan yang sangat maju. Mereka telah menggunakan tradisi tulis yang dikenal dengan Lontaraq. Mungkin ini berasal dari lontar yaitu tradisi tulis pada daun palem tal. Beragam pristiwa penting ditulis dalam Lontaraq dan penyimpanannya dengan cara di gulung. Lontaraq bisa berisi cacatan harian, sejarah, silsilah, peraturan, kisah dan puisi.


F. Kerajaan Ternate Tidore



Dua kerajaan Islam terbesar di kepulauan Maluku adalah Kerajaan Ternate dan Tidore. Daerah ini kita kenal sebagai penghasil utama rempah-rempah yang sangat dibutuhkan dunia. Oleh karena itu, bangsa-bangsa asing berdatangan ke kawasan ini. Kehadiran bangsa asing menyebabkan kedua kerajaan mengalami persaingan. Tidak aneh apabila di kawasan ini selain banyak peninggalan Islam juga banyak peninggalan sejarah Barat.


1. Masjid





Masjid Kaitetu sekilas seperti masjid-masjid di Jawa. Atapnya bersusun tiga atau tumpang, sementara dibagian depan juga terdapat serambi. Mungkin yang berperan menyebarkan Islam di daerah ini berasal dari Jawa. Di dalam masjid itu konon tersimpan beragam peninggalan sejarah seperti Al-Qur'an, mimbar, dan lain-lain.


2. Istana





Gambar di atas adalah sisa-sisa peninggalan Kerajaan Ternate. Sebuah bangunan istanan atau kedaton yang biasa didiami para sultan dan keluarganya. Meskipun itu merupakan bangunan lama, tetapi terlihat betapa megahnya bangunan istana itu.


G. Peninggalan Sejarah Kesultanan Aceh



Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496. Kesultanan Aceh pernah menjadi kerajaan besar di kawasan Asia Tenggara. Raja termasyur dari Kerajaan Aceh adalah Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M). Pada masa kejayaan Sultan Iskandar Muda, kesultanan ini menjadi pusat pengambangan agama dan kebudayaan Islam. Oleh karena itu, banyak peningglan sejarah yang masih bisa kita saksikan. Peninggalan sejarah itu antara lain masjid, taman, karya sastra dan sufistik, serta makam.


1. Masjid Baiturrahman





Masjid yang megah ini mengalami beberapa taahap pembangunan dan perbaikan. Masjid Baiturrahman di bangun oleh Sultan Alaiddin Mahmud Syah I pada tahun 1291.Sultan Iskandar Muda menyempurnakan pada tahun 1614.

Pada tahun 1675-1678 (zaman pemerintahan Sultanah Sri Ratu Nurul Alam Naqiatuddin), masjid itu terbakar setelah pergolakan antarkaum Wujudiyyah yang menilai kerajaan tidak sah dipimpin perempuan.

Masjid Baiturrahman yang kita kenal saat ini di bangaun pada masa penjajahan Belanda di bawah Gubernur Militer Mayor Jenderal K. van Der Hejden (1879-1881). Seorang arsitek terkenal De Bruins turut merancang masjid dengan satu kubah. Bangunan asli bercirikan satu kubah, sementara itu bangunan baru berkubah berbentuk bawang (mirip arsitektur Mogul, India).


2. Makam Sultan



Makam Sultan Iskandar Muda


Sebagai sebuah kesultanan besar yang berdiri pada era awal masuknya Islam ke Nusantara, di Aceh banyak ditemukan makam-makam bersejarah yang merupakan makam para sultan dan keluarganya. Gambar di atas adalah makam Syiah Kuala dan Kompleks makam Sultan Iskandar Muda di dekat Museum Negeri Aceh.


3. Lonceng Cakradonya





Lonceng besar yang diberi nama Cakradonya ini terletak di Museum Negeri Aceh. Lonceng ini merupakan hadiah dari kerajaan Cina tempo dulu yang dibawa oleh Laksamana Ceng Ho pada tahun 1414.


4. Taman Putroe Phang





Taman Putroe Phang atau sering juga disebut dengan Gunongan adalah tempat bermain Putri Pahang, istri dari Sultan Iskandar Muda. Melihat bentuk bangunan tersebut, kita bisa membayangkan betapa megah Kesultanan Aceh saat itu.


H. Peninggalan Sejarah Islam Lain



Selain peninggalan sejarah Islam seperti yang terdapat di depan, di berbagai daerah di Indonesia masih terdapat peninggalan sejarah yang lain. Berikut beberapa peninggalan sejarah Islam masih yang masih bisa kita lihat. Peninggalan sejarah bercorak Islam di Indonesia antara lain berupa masjid, makam, taman, benteng, kentungan/beduk, menara masjid, nisan, kereta, senjata, karya sastra, keraton, tempat wudhu, dan sumur.


1. Nisan





Ketiga nisan tersebut adalah nisan Ratu Nahriyah di Aceh, nisan Fatimah binti Maimun di Leran Jawa Timur, dan nisan Maulana malik Ibrahim di Gresik, Jawa Timur.


2. Masjid





Ketiga masjid peninggalan sejarah Islam di atas adalah Masjid Kaitetu di Ambon, Masjid Sultan Panyengat Raiau, dan Masjid Raya Deli di Sumatera Utara.


3. Karya Sastra

Kedua peninggalan sejarah Islam tersebut adalah kumpulan surat-surat emas dari raja-raja di Nusantara kepada para penguasa koloni dan Hikayah Raja-Raja Pasai.

4. Benteng Keraton





Setiap keraton atau kesultanan memiliki benteng sebagai pagar pengaman. Gambar di atas adalah Benteng Sombaopu di Sulawesi, Benteng Indraprapta di Aceh, pojok Benteng Yogyakarta, dan sisa Benteng Kartasura.


5. Kota Kuno





Diberapa bekas pusat pengambangan Islam, masih bisa ditemukan peninggalan sejarah berupa kota-kota lama. Gambar di atas sisa-sisa wajah kota kudus di sekitar Menara Kudus, perumahan di Kauman Surakarta, dan jalan-jalan sempit di Kauman, Yogyakarta.


6. Pasar





Salah satu ciri khas kerajaan atau kesultanan pada masa Islam adalah letak keraton yang berdekatan dengan alun-alun, masjid, dan pasar. Gambar di atas adalah dua buah pasar yaitu Pasar Beringharjo dari Kesultanan Yogyakrta dan Pasar Gede dari Kesultanan Surakarta.

Demikain saya sampaikan delapan peninggalan Sejarah bercorak Islam di Indonesia, terima kasih sudah berkunjung dan semoga pengetahuan kita semakin bertambah.