Haus Wawasan adalah blog tentang pendidikan, ilmu pengetahuan umum, serta wawasan - wawasan yang sangat bermanfaat.

Wednesday, November 15, 2017

Pengertian Ekosistem, Komponen, dan Tipe-Tipe Ekosistem, Lengkap!

Haus Wawasan -

Pengertian Ekosistem

Pengertian ekosistem adalah sistem ekologi yang terbentuk karena terdapat hubungan timbal balik yang tidak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dapat disebut sebagai tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.

Pengertian ekosistem adalah penggabungan dari unit biosistem yang melibatkan hubungan antara interaksi timbal balik organisme dan lingkungan fisik aliran energi menuju ke struktur biotik tertentu sehingga terdapat siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari merupakan sumber dari semua energi dalam ekosistem.
Pengertian Ekosistem

Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik dan juga sebaliknya organisme dapat mempengaruhi lingkungan fisik yang digunakan untuk kebutuhan hidup. Adanya kehadiran spesies dalam suatu ekosistem dapat ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi kimiawi dan fisis yang berada pada kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, itulah yang disebut dengan hukum toleransi. Untuk lebih lengkapnya, berikut komponen pembentuk ekosistem serta tipe-tipe ekosistem.






Komponen Pembentuk Ekosistem

Komponen pembentuk ekosistem antara lain :

Abiotik

Komponen tak hidup (abiotik) adalah komponen fisik dan kimia medium atau substrat sebagai tempat berlangsungnya kehidupan. Sebagian besar dari komponen abiotik mempunyai beragam variasi-variasi dalam ruang dan waktu. Komponen abiotik adalah komponen yang berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor-faktor yang dapat memengaruhi distribusi organisme tersebut antara lain:

Komponen Pembentuk Ekosistem
  1. Suhu
  2. Suhu merupakan salah satu hal yang memengaruhi proses biologi. Unggas dan mamalia memerlukan energi untuk regulasi temperatur tubuh.
  3. Air
  4. Ketersediaan air dapat memiliki pengaruh terhadap distribusi organisme. Organisme pada gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air yang ada di gurun tersebut.
  5. Cahaya matahari
  6. Kulaitas dan intensitas cahaya matahari berpengaruh terhadap proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya matahari sehingga lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang dijangkau oleh cahaya matahari. Di daerah gurun, intensitas cahaya yang besar dapat meningkatkan suhu, hal ini yang mengakibatkan tumbuhan dan hewan menjadi tertekan.
  7. Garam
  8. Konsentrasi garam dapat memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme dengan cara melalui osmosis. Terdapat beberapa organisme terestrial yang mampu beradaptasi dalam lingkungan yang memiliki kandungan garam tinggi.
  9. Tanah dan batu
  10. Karakteristik tanah yang meliputi komposisi mineral, struktur fisik, dan pH dapat membatasi penyebaran organisme berdasarkan kandungan sumber makanan yang terdapat di tanah.
  11. Iklim
  12. Iklim adalah kondisi cuaca dalam suatu area atau daerah dan dalam jangka waktu yang lama. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim pada suatu daerah yang dihuni oleh beberapa komunitas-komunitas tertentu.


Biotik

Biotik merupakan sebuah istilah yang dipakai untuk menyebut organisme. Komponen biotik adalah komponen penyusun ekosistem selain komponen abiotik. Di lihat dari peran dan fungsinya, makhluk hidup terbagi menjadi dua, yaitu heterotrof (konsumen) dan dekomposer (pengurai)
  1. Heterotrof (konsumen)
  2. Adapun komponen heterotrof terdiri dari organisme-organisme yang memanfaatkan berbagai bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai sumber makanan. Komponen heterotrof disebut dengan konsumen mikro atau fagotrof, hal ini karena makanan yang dimakannya memiliki ukuran yang kecil. Yang tergolong heterotrof antara lain manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
  3. Pengurai (dekomposer)
  4. Dekomposer adalah organisme yang dapat menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati. Dekomposer disebut dengan konsumen makro atau sapotrof, karena makanan yang dikonsumsinya berukuran besar. Dekomposer dapat menyerap sebagian hasil dari penguraian tersebut serta melepaskan berbagai macam bahan sederhana yang dapat untuk digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai (dekomposer) yaitu bakteri dan jamur. Terdapat tiga tipe dekomposisi, antara lain :
    1. Aerobik : oksigen sebagai penerima elektron
    2. Anaerobik : oksigen tidak terlibat serta bahan organik berperan sebagai penerima elektron atau oksidan
    3. Fermentasi : anaerobik namun bahan organik sudah teroksidasi sebagai penerima elektron. Komponen tersebut berada pada tempat dan berinteraksi membentuk kesatuan ekosistem teratur.


Tipe-Tipe Ekosistem


Akuatik
  1. Ekosistem air tawar
  2. Ekosistem air tawar
    Ekosistem air tawar
    Ciri-ciri ekosistem air tawar adalah mempunyai variasi suhu yang tidak terlalu menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Terdapat macam tumbuhan terbanyak pada ekosistem air tawar adalah jenis ganggang, sedangkan tumbuhan lainnya adalah tumbuhan biji.
  3. Ekosistem air laut
  4. Ekosistem air laut
    Ekosistem air laut
    Habitat laut ditandai dengan adanya salinitas atau kadar garam tinggi dengan ion CI- yang dapat mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, hal ini karena di daerah tersebut mempunyai suhu tinggi serta penguapan yang besar. Di daerah tropik, suhu laut berkisar 25 °C. Adanya perbedaan suhu pada bagian atas dengan bagian bawah dan terdapat batas antara lapisan tersebut dapat disebut dengan termoklin.
  5. Ekosistem estuari
  6. Ekosistem estuari
    Ekosistem estuari
    Muara atau estuari adalah tempat bersatunya sungai dengan air laut. Estuari dipagari dengan lempengan lumpur intertidal yang cukup luas. Pada ekosistem estuari mempunyai produktivitas sangat tinggi dan banyak nutrisi. Adapun komunitas tumbuhan yang hidup di estuari adalah rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewan seperti kepiting, ikan, cacing, dan kerang.
  7. Ekosistem pantai
  8. Ekosistem pantai
    Ekosistem pantai
    Disebut dengan ekosistem pantai karena yang paling banyak tumbuh pada gundukan pasir yaitu tumbuhan Ipomoea pes caprae yang mempunyai kemampuan untuk tahan terhadap hempasan gelombang dan angin.
  9. Ekosistem sungai
  10. Ekosistem sungai
    Ekosistem sungai
    Pengertian sungai adalah suatu badan air yang mengalir satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mempunyai sedikit kandungan sedimen. Aliran gelombang dan angin yang secara konstan memberikan oksigen pada air. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan-hewan seperti kura-kura, gurame, dan lain sebagainya.
  11. Ekosistem terumbu karang
  12. Ekosistem terumbu karang
    Ekosistem terumbu karang
    Ekosistem terumbu karang terdiri atas koral yang berada di dekat pantai. Ekosistem terumbu karang memiliki efisiensi yang sangat tinggi. Berbagai jenis hewan yang hidup pada karang dapat memakan organisme mikroskopis dan sisa-sisa organik lainnya. Adanya terumbu karang di dekat pantai dapat membuat pantai mempunyai pasir putih.
  13. Ekosistem laut dalam
  14. Ekosistem laut dalam
    Ekosistem laut dalam
    Ekosistem laut dalam mempunyai kedalaman yang mencapai lebih dari 6.000 m. Pada umumnya, pada ekosistem laut dalam terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya.
  15. Ekosistem lamun
  16. Ekosistem lamun
    Ekosistem lamun
    Lamun (seagrass) adalah satu‑satunya kelompok tumbuhan yang berbunga di laut. Tumbuhan tersebut hidup di perairan pantai dangkal. Lamun memiliki tunas berdaun yang tegak dan tangkai‑tangkai yang merayap untuk berbiak. Sebagai salah satu sumber daya hayati, tumbuhan lamun sekarang ini banyak untuk dimanfaatkan dalam berbagai macam keperluan.


Terestrial (darat)

Adapun penentuan zona pada ekosistem terestrial (darat) ditentukan dengan curah hujan dan temperatur. Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada tempat-tempat tertentu. Pola ekosistem tersebut berubah akibat gangguan-gangguan seperti kebakaran, penebanganan pohon, petir, dan lain sebagainya.

  1. Hutan hujan tropis
  2. Hutan hujan tropis
    Hutan hujan tropis
    Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Hutan hujan tropis mempunyai ciri-ciri curah hujan sekitar 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan yang relatif banyak dan jenisnya yang berbeda-berbeda tergantung dari letak geografi. Di dalam hutan hujan tropis terdapat tumbuhan khas, yaitu liana atau rotan serta anggrek sebagai epifit. Terdapat hewan-hewan yang hidup di hutan hujan tropis seperti harimau, badak, burung, burung hantu, dan kera.
  3. Sabana
  4. Sabana
    Sabana
    Sabana pada daerah tropik terdapat di wilayah yang mempunyai curah hujan 40–60 inci per tahun, namum temperatur dan kelembabannya masih tergantung terhadap musim. Terdapat hewan-hewan yang hidup di sabana seperti hyena, serangga, singa, dan zebra.
  5. Padang rumput
  6. Padang rumput
    Padang rumput
    Padang rumput terdapat di wilayah yang terbentang dari tropik ke subtropik. Ciri-cirinya antara lain mempunyai curah hujan sekitar 25-30 cm per tahun, porositas atau peresapan air yang tinggi, hujan yang turun dengan tidak teratur, serta drainase aliran air yang cepat. Tumbuhan yang hidup di padang rumput adalah tumbuhan terna dan rumput. Terdapat hewan-hewan yang hidup di padang rumput seperti anjing liar, jerapah, serangga, bison, serigala, zebra, gajah, dan lain sebagainya.
  7. Gurun
  8. Gurun
    Gurun
    Gurun terdapat di daerah tropik berbatasan dengan padang rumput. Ekosistem gurun mempunyai ciri-ciri gersang serta curah hujannya yang rendah sekitar 25 cm/tahun. Perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam. Terdapat tumbuhan menahun berdaun seperti kaktus atau tak berdaun dan mempunyai akar yang panjang serta terdapat jaringan yang dapat menyimpan air. Terdapat hewan-hewan yang hidup di gurun seperti kalajengking, ular, dan hewan-hewan nokturnal lainnya.
  9. Hutan gugur
  10. Hutan gugur
    Hutan gugur
    Hutan gugur terdapat di daerah yang mempunyai iklim sedang yang memiliki 4 musim serta ciri-ciri curah hujan yang merata sepanjang tahun. Jenis pohon dalam ekosistem hutan gugur yang relatif sedikit dan tidak terlalu rapat. Terdapat hewan-hewan yang hidup di hutan gugur seperti rakun, beruang, rusa, dan rubah.
  11. Taiga
  12. Taiga
    Taiga
    Ekosistem taiga terdapat dibelahan bumi utara dan pegunungan daerah tropik. Taiga mempunyai ciri-ciri suhu di musim dingin yang rendah. Hutan taiga seperti pinus, konifer, dan lain sejenisnya. Terdapat hewan-hewan yang hidup di taiga seperti beruang hitam, moose, serta burung-burung lainnya yang bermigrasi ke selatan saat musim gugur.
  13. Tundra
  14. Tundra
    Tundra
    Ekosistem tundra terdapat dibelahan bumi utara dalam lingkaran kutub utara dan di puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman pada ekosistem tundra hanya sekitar 60 hari. Contoh dari tumbuhan ekosistem tundra yang dominan adalah tumbuhan perdu, sphagnum, rumput alang-alang, dan liken.
  15. Karst (batu gamping /gua)
  16. Karst
    Karst
    Nama Karst berawal dari kawasan batu gamping di daerah Yugoslavia. Karst mempunyai ciri-ciri tanah kurang subur untuk digunakan pertanian, sensitif terhadapt erosi, dan mudah longsor.


Buatan

Ekosistem buatan yaitu ekosistem yang diciptakan sendiri oleh manusia guna memenuhi kebutuhan hidup. Contoh ekosistem buatan antara lain :
  • Sawah irigasi
  • Perkebunan sawit
  • Hutan tanaman produksi seperti pinus dan jati
  • Bendungan
  • Agroekosistem berupa sawah tadah hujan

Itulah artikel yang membahas mengenai pengertian ekosistem, komponen pembentuk ekosistem, serta tipe-tipe ekosistem.