Haus Wawasan -Perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut Irian Barat dari tangan penjajah, Berikut ini adalah Perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut Irian Barat antara lain sebagai berikut.
A. Perjuangan Diplomasi
- Perundingan bilateral (Belanda-Indonesia).
- Melalui KAA Bandung tahun 1955.
- Melalui PBB.
B. Konfrontasi Ekonomi dan Politik
- Indonsia memutuskan hubungan dengan Belanda secara sepihak.
- Indonesia membatalkan isi perundiang KMB.
- Aksi mogok kerja buruh pada perusahaan Belanda.
- Perusahaan Belanda di ambil alih oleh Indonesia.
- Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan belanda.
- Konsuler belanda di hentikan
C. Pembentukan Trikora (Tiga komando rakyat) 19 Desember 1967 oleh Presiden Ir.Soekarno
Isi Trikora antara lain sebagai berikut.- Gagalkan pembentukan negara boneka papua buatan Belanda kolonial
- Kibarkanlah Sang merah putih di Irian Barat tanah air Indonesia
- Bersiaplah untuk Mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.
Membentuk Komando Mandala dipimpin oleh Mayjen Soeharto melalui 3 fase:
- Fase Infiltrasi
- Fase Eksploitasi , dan ;
- Fase Konsolidasi
Elswordh Bunker mengeluarkan 4 Usul terkenal dengan nama rencana bunker yaitu sebagai berikut.
- Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia melalui UNTEA.
- Rakyat Irian Barat harus di beri kesempatan untuk menentukan pendapat, apakah ingin memisahkan diri atau tidak.
- Pelaksanaan penyelesaian Irian Barat selesai dengan jangka waktu 2 tahun.
- Untuk menghindari bentrokan fisik diantara pihak yang bersengketa diadakan masa peralihan dibawah pengawasan PBB selama 1 tahun.
Pemerintah RI menyetujui usul tersebut, namun Belanda menolaknya. Amerika Serikat yang semula mendukung posisi Belanda, berbalik menekan Belanda agar mau berunding dengan Indonesia. Akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1962, Belabda bersedia berunding dengan Indonesia. Perundingan itu menghasilkan kesepakatan yang diberi nama Perjanjian New York, isi dari perjanjian New York adalah seebagai berikut.
- Penghentian permusuhan
- Setelah persetujjuan disahkan, paling lambat 1 Oktober 1962 UNTEA menerima Irian Barat dari Belanda. Sejak saat itu, bendera Belanda diturunkan dan diganti dengan bendera PBB.
- Pasukan Indonesia tetap tinggal di Irian Barat yang berstatus dibawah UNTEA.
- Angkata perang Belanda dan pegawai sipilnya berangsur-angsur dipulangkan dan harus selesai paling lambat 11 Mei 1963.
- Bendera Indonesia mulai berkibar 31 Desember 1962 di samping bendera PBB.
- Pemerintah RI menerima pemerintahan di Irian Barat pada tanggal 1 Mei 1963.
- Pada tahun 1969 diadakan penentuan pendapat rakyat (PEPERA)
Sebagai tindak lanjut dari Persetujuan New York, Sekjen PBB menunjuk Rolsz Bennet dari Guatemala sebagai Gubernur UNTEA merangkap wakil Sekjen PBB Irian Barat. Berdasa persetujuan New York tahun 1962, di Irian Barat diselenggarakan "Act of free choice" atau penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA). Dewan Musyawarah Pepera dengan suara bulat memutuskan bahwa Irian Barat tetap merupakan bagian dari RI.
Hasil Pepera jalan bagi persahabatan RI-Belanda. Lebih-lebih setelah tahun 1965, hubungan RI-Belanda sangat akrab dan banyak sekali bantuan dari Belanda kepada Indonesia baik melalui IGGI (Inter Governmental Group For Indonesia) atau di luarnya. Akhirnya sidang umum PBB tanggal 19 November 1969 menyetujui hasil-hasil PEPERA tersebut.